RAGAM BAHASA ILMIAH KESEHATAN MASYARAKAT


RAGAM BAHASA ILMIAH
KESEHATAN MASYARAKAT

JANTUNG KORONER

            Nyeri dada bisa sangat menakutkan. Ketika pertama kali menyerang secara tiba-tiba, kita rasanya seperti mendapatkan hukuman mati. Kita menganggapnya sebagai awal serangan jantung, dan kecuali kita baru tiba dari planet lain-kita semua telah mendengar bahwa serangan jantung bisa mematikan.  Tentu saja ketika nyeri menghilang –seringkali secara tiba-tiba pula- kita merasakan sangat lega. Kita pikir, wah, ternyata bukan nyeri Antung. Mungkin gangguan lambung atau kram pada otot dada, atay apapun selain apa yang kita takuti untuk pertama kalinya. Secara bertahap, kesemasan kita mereda dan kita mulai memikirkan hal-hal lain. Mungkin kita bahkan tidak mau repot-repot pergi ke dokter. Ketika terjadi untuk yang kedua kalinya, kita berharap nyeri akan menghilang dan memang menghilang begitu kita berhenti melakukan apapun yang memicunya. Kecemasan kita semakin berkurang dan kita melanjutkan hidup seperti semula. Biasanya, baru setelah serangan yang ketiga atau keempat kita memutuskan untuk periksa ke dokter. Bahkan pada saat pun kita tidak membicarakan kemungkinan masalah jantung sebagai akar nyeri kepada dokter kita. Namun, jauh lebih buruk hati, ketakutan itu tetap ada dan ketika ketakutan itu dikukuhkan, hidup menjadi tidak sama lagi.  Sekali nyeri dada disebut angina, kita merasa hidup diatas tanduk dan bahkan terbayang dengan derange jantung yang kelak merampas nyawa.
            Penyakit jantung menjadi momok di masyarakat yang dianggap sebagai penyakit paling membahayakan dan mengancam keselamatan jiwa seseorang. Namun, masih banyakorang yang belum menganggap serius terhadap penyakit tersebut. Terutama ketika munculnya gejala awal penyakit,  yang memperparah keadaan di masa yang mendatang. Hal tesebut terbukti dengan adanya laporan World Health Statistic 2009 dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), bahwa faktanya penyakit jantung merupakan pembunuh utama di dunia. Laporan tersebut juga diperkuat dengan hasil riset Kesehatan Dasar Indonesia (Riskesdas 2007) yang dikeluarkan pada tahun 2008 lalu bhawa penyakit jantung merupakan penyebab utama kematian di Indonesia.
            Jantung merupakan sebuah pompa dalam tubuh yang kerja dan fungsinya  sangatlah berperan penting dalam kehidupan manusia. Sisi kiri dari jantung memompa darah ke seluruh tubuh, sisi kanan memompa darah ke paru-paru. Prinsipnya sangat mudah umtuk dimengerti. Oksigen diambil oleh darah melewati paru-paru dan disebarkan ke jaringan-jaringan tubuh, yang digunakan untuk membakar glukosa untuk menghasilkan energiu. Bahan sisa dari energi itu, disebut karbondioksida, diambil oleh pembuluh darah vena, dibawa ke sisi kanan jamtung, tempat ia dipompa ke paru-paru dan ditukar dengan oksigen. Penyakit jantung koroner  adalah salah satu jenis penyakit yang bias menjadi sangat mematikan. Halini disebabkan karena banyaknya pengidap penyakit jantung yang banyak mengabaikan gejala yang muncul di dalam diri mereka sendiri. Memang gejala yang muncul tidak semua orang mengetahuinya. Penyebab penyakit jantung koroner adalah jika arteri koroner tidak bisa memeberikan asupan darah menuju ke jantung dan kemudian menyebabkan menjadi lebih keras dan menyempit. Arteri koroner yang mengalami pergerakan dan penyempitan karena terbentuk suatu plak dibagian dalam dinding arteri koroner. Dan ukuran plak yang mengalami pembesaran sehingga pada akhirnya mengakibatkan pembuluh koroner mengalami penyemptan dan mengurangi darah lewat arteri koroner.
            Penyakit jantung koroner merupakan suatu manifestasi khusus dan anterosklerosis pada arteri koroner. Plague terbentuk pada arteri percabangan arteri yang kea rah arterior kiri, aliran darah mengalami obsruksoi secara permanen maupun sementra yang disebabkan oleh penggumpalan. Sirkulasi menghambat pertukaran gas dan nutrisi ke miokardium. Untuk menyediakan suplai oksigen yang adekuat ke sel yang berakibat terjadinya arteri koronaria, gangguan liran darah karena obsruksi tidak permanen (angina pektoriws dan angina preinfark) dan obsruksi miocard infarct. (Depkes 1993).
            Gejala-gejala yang timbul pada penyakit jantung koroner, yaitu: 1. Sakit dibagian dada, pada pundak, lengan, leher, rahang dan  juga punggung, 2. Mengalami sesak nafas,3. Keluhan sakit pada dada, namun biasanya bervariasi titik sakitnya.  Damapak dari penyakit jantung koroner bisa menyebabkan terjadinya gagal jantung, yakni penyakit jantung yang memyebabkan jantung tidak bisa memompa darah dengan efektif ke seluruh tubuh. Menimbulkan pula aritmia, yakni suatu bentuk perubahan pada irama normal jantung.
            Penyakit jantung koroner terutama disebabkan oleh proses anteriosklerosis yang merupakan suatu kelainan degenerative, maka dengan harapan hidup Indonesia yang semakin bertambah, jelas bahwa insidennya akan makin meningkat. Selain itu, sering menyebabkan kematian mendadak dan menyerang usia yang amat produktif, maka penyakit jantung koroner  menjadi suatu penyakit yang penting( Muin,1996 hal. 1091).  Penuakit Antung koroner cenderung menyerang pada laki-laki dibandingkan wanita denga rasio 4:1, tetapi sebelum usia 40 tahun rasionya 8:1, dan pada usia 70-an rasionya 1:1. Insiden tertinggi manifestasi klinis oada laki-laki antara usia 50-60 tahun, sedangkan pada wanita antara usia 60-70 tahun.(Laurence,dkk, 2002, Hal. 242).
Penyakit jantung koroner umunya banyak didapatkan pada kelompok usia diatas 40 tahun dengan angka kekerapan sekitar 13%. Dari laporan Badan Penelitian dan Pengenmbangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI, didapatkan angka kekeraan penyakit ini pada golongan usia 45-54 tahun adalah 19,5%, yang meningkat  menjadi 30,6% diatas usia 55 tahun. Prevalensi penyakit jantung bawaan diperkirakan sebesar 6-8/1000 kelahiran dan sepertiganya memerlukan penanganan di\bawah usia 5 tahun.(Ismudiati dkk, 1996, Hal.4).  orang-orang yang berisiko tinggi dala terserang penyakit jantung koroner adalah:
1.      Usia lanjut, yakni usia yang semakin bertambah. Untuk laki-laki semakin meningkat pada usia lebih dari 45 tahun, sedangkan pada wanita kisaran usia 55 tahun.
2.      Riwayat kesehatan keluarga penderita sakit jantung.
3.      Penderita kolesterol tinggi.
4.      Tekanan darah tinggi.
5.      Para pengidap diabetes.
6.      Perokok aktif maupun pasif.
7.      Penderita obesitas.
8.      Kurang mendapatkan waktu istirahat yang lama.
Banyak factor yang mempengaruhi terjadinya penyakit jantung koroner, sehingga usaha pencegahan harus dengan bentuk multifaktoial. Pencegahan dilakukan dengan cara pengendalian factor-faktor resiko baik primer maupun dekkunder. Berbagai penelitian telah dilakukan selama 50 tahun lebih dimana didapatka variadi insidenspenyakita jantungkoroner yang br\erbeda pada geografis dan eadaan sosila tertentu yang makin menigkat sejak tahun 1930 dan pada tahun 1960 merupakan penyebab kematian utama di Negara industry. Perbedaan tersebut belum diketahui secara pasti, namun jelas terjadi pada keadaan tertentu. Penelitian epidemiologis akhirnya mendapatkan hubungan yang jelas antara kematian dengan pengaruh keadaan sosial, kebiasaan merokok, pola diet, exercise, yang dapat dibuktikan faktor-faktor   yang mempengaruhi terjadinya penyakit jantung koroner  antara lain: umur, jenis kelamin, geografi keadaan social, perubahan masa, kolesterol, hipertensi, merokok, diabetes, obesitas, exercise, diet, perilaku dan kebiasaan lainnya, stres secara keturunan. (Bahri 2004).Faktor penyebab penyakit jantung koroner, juga dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
1.      Dapat dimodifikasi (dapat diubah).
Jenis kelaminlaki-laki dan usia, data menunjukka bahwa laki-laki jauh lebi banyak menderita penyakit jantung koroner disbanding perempuan. Perempuan baru banyak mengalami penyakit jantung koroner setelaaah mengalami menopause, yitu pada usia 50 tahun. Hal ini desebabkan karena hormon edtrogen memiliki efek proteksi terhadap terjadinya arterosklerosis di pembuluh dara koroner.
2.      Tidak dapat dimodifikasi (tidak dapat diubah)
Terdiri dari usiam jenis kelamin laki-laki dan faktoe keturunan, baik dokter maupun pasien sendiri tidak akan dapat berbuat banyak.
Jadi, yang lebih penting secara klinis sebenarnya adalah factor resikp yang dapat dimodifikasi.
            Penyakit jantung koroner merupakan problema kesehatan di Negara maju dan Negara berkembang. Penyebab utama  kasus penyakit jantung koroner meningkat di Asia Tenggara adalah pola hidup yang salah, yaitu:
1.      Glikolipotosisit (banyak mengonsmsi makanan manis dan berlemak tinggi).
2.      Kebiaasaan sedentary living.
3.      Berabagai macam polusi lingkungan dan radikal bebas.

Berbagai upaya yang harus dilakukan untuk mengurangi dan mencegah resiko munculnya penyakit jantung koroner adalah:
1.      Memantau factor resiko, yaitu rutin memeriksa kolesterol dan gula darah.
2.      Menghindari aktivitas merokok.
3.      Mempertahankan berat badan normal.
4.      Diet rendah kolesterol dan lemak jenuh.
5.      Berolahraga teratur.
6.      Meminimalisasi dampak stress dengan cara relkasasi diri.
7.      Hindarkan diri dari radikal bebas.


DAFTAR PUSTAKA

Buku Biologi kelas XI penerbit Erlangga.
Bulu Hati-Hati Dengan Nyeri Dada, penulis DR. Tom Smith
Nursalam.(2001), Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Konsep dan Praktik. Edisi pertama jilid 1. Jakarta. Salemba Medika.
Setianto (2009). Penyebab Penyakit Jantung Koroner. Edisi 27 Oktober 2009




Komentar